Tuesday, 23 December 2014

JANGAN PERNAH TERLALU BERHARAP! {#1}


17 Desember 2007 – 14:11   (Diposting oleh: Editor)

Anita Roddick adalah perintis perusahaan waralaba The Body Shop yang kini sudah mendunia. Sebelum perusahaan The Body Shop dikenal seperti sekarang, Anita pernah berinisiatif menggerakkan seluruh karyawannya yang berada di kantor pusat untuk melakukan bakti sosial dalam rangka Hari Dunia. Bentuk bakti sosial tersebut adalah membersihkan sebuah pantai di Inggris.
Tetapi inisiatif Anita tidak direspon positif oleh mayoritas pegawainya. Hanya sebagian kecil karyawan, yaitu sekitar 13 orang, yang bersedia berpartisipasi dalam bakti sosial tersebut. 

Sedangkan mayoritas pegawainya memilih untuk menghindar dengan berbagai alasan. Anita sangat kecewa atas penolakan yang ditunjukkan oleh mayoritas karyawan.Tetapi dalam perjalanan menuju pantai yang akan dibersihkan, Anita merasa sedikit terhibur. Pasalnya, ia berpapasan dengan seorang pengendara sepeda yang ramah. 

“Mau kemana?” tanya pengendara sepeda itu kepada dirinya dan rombongan.

“Hari ini adalah Hari Dunia. Kami akan ke pantai untuk membersihkan pantai itu,” jawab Anita Roddick antusias sambil menunjuk sebuah pantai indah di depan mereka.

“Luar biasa! Kemauan Anda semua sangat mulia. Saya sangat senang ada orang yang bersedia turun tangan membersihkan pantai ini, karena memang sudah sangat kotor,” lanjut pengendara sepeda itu tak kalah bersemangat dibadingkan dengan Anita.

“Kalau begitu, mari bergabung bersama kami membersihkan pantai,” ucap Anita girang karena merasa berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari pengendara sepeda itu.

“Jangan pernah harap ya!” cetus pengendara sepeda itu mengejutkan. Tanpa basa-basi pengendara sepeda itu langsung mengayuh sepedanya kencang sekali. Anita dan rombongan ternganga tak percaya pada respon yang sedemikian negatif.

Pengalaman pahit tersebut memberi sebuah pelajaran berharga bagi Anita, bahwa kesadaran orang lain terhadap lingkungan tak mudah diketuk hanya dengan himbauan. Ia berpikir mungkin kesadaran untuk mencintai lingkungan akan tumbuh, bila himbauan itu terus didengungkan lewat berbagai macam media, misalnya poster, brosur, kampanye secara langsung, dan lain sebagainya.

Karena itu dalam setiap pertemuan bersama para stafnya, Anita selalu berkata, “Menciptakan keuntungan dari segi keuangan saja tidak cukup, kita harus menciptakan kemajuan dalam segi spiritual!” Anita sangat serius dengan apa yang ia ucapkan itu. Di bawah kepemimpinannya The Body Shop mencapai kemajuan luar biasa, sudah tersebar di lebih dari 50 negara dengan 1.900 gerai di dunia. Meskipun demikian, perusahaan tersebut masih memegang teguh sebuah visi, yaitu kepedulian terhadap lingkungan.

Pesan:

Kisah di atas menunjukkan bahwa kepedulian itu sangat penting. Bahkan hampir semua agama di dunia menandaskan tentang pentingnya kepedulian. Kepedulian adalah sumber kebaikan.

Meskipun masih sangat sulit dibudayakan, tetapi kepedulian dapat ditumbuhkan hingga akhirnya membudaya dalam kehidupan kita. Langkah pertama guna menumbuhkan kepedulian adalah menjadi panutan. Dengan kata lain kepedulian itu dimulai dari diri kita sendiri.

Langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan dengan orang-orang yang besangkutan tentang solusi-solusi dari masalah yang sedang dihadapi bersama. Jika perlu prinsip-prinsip kepedulian yang dapat dijadikan solusi tersebut dicetak dalam ukuran besar atau cukup menarik perhatian. Dalam kisah di atas Anita berinisiatif mensosialisasikan kepedulian melalui seruan-seruan misalnya dalam bentuk spanduk atau papan iklan, disiarkan lewat media elektronik, cetak, dan lain sebagainya.

Dalam periode tertentu sebaiknya hasil dari kepedulian tersebut disiarkan untuk diketahui bersama. Misalnya sumbangan sukarela dari penduduk di kampung-kampung sebagai bentuk kepedulian disiarkan berapa uang yang sudah terkumpul dan yang sudah digunakan, perubahan yang dihasilkan sekaligus anggaran yang dibutuhkan untuk program selanjutnya. Keterbukaan seperti itu menjadi sumber motivasi bagi setiap individu dari lapisan masyarakat yang lebih luas untuk berpartisipasi, apalagi jika kepedulian tersebut ditujukan untuk memperbaiki keadaan, mengatasi masalah, dan mewujudkan harapan mereka semua.

... baca selengkapnya di : http://goo.gl/PzY6I8

Kabar Baik: Anda Dapat Mengubah Dunia!
Oleh: Victor Asih
Banyak orang yang merasakan bahwa situasi disekelilingnya tidak nyaman, tidak sesuai dengan keinginannya, dan perlu diubah menjadi lebih baik. Mereka berharap dan bahkan kerap kali memaksa orang-orang lain disekitarnya untuk berubah sesuai keinginannya.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa kunci untuk mengubah situasi itu ada pada dirinya sendiri, bukan pada orang lain. Saya teringat pada sebuah cerita yang pernah dua kali saya dengar sejak beberapa tahun yang lalu. Saya akan coba ceritakan kembali dalam tulisan saya agar dapat memberi inspirasi dan motivasi pada para pembaca artikel ini.


Seorang wanita yang telah lanjut usia tinggal di rumah seorang anak lelakinya. Sejak wanita ini tinggal di rumah tersebut sang menantu wanita merasa tidak nyaman. Dia merasa sangat terganggu dengan kehadiran sang ibu mertua. Seringkali terjadi pertengkaran hebat antara dirinya dengan sang ibu mertua. Sang ibu mertua merasa dirinya benar dan harus dihormati sebagai orang tua yang sudah memiliki banyak pengalaman. Sedangkan sang menantu merasa bahwa ibu mertuanya masih berpikir kolot (jadul) tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman sekarang.

“Mertua saya cerewet, suka ikut campur urusan rumah tangga anak-anaknya, biang protes, judes, dan juga sok ngatur, termasuk dalam hal mendidik anak-anak saya”, kata sang menantu.

“Sejak dia tinggal di sini, saya merasakan situasi rumah tangga saya menjadi seperti di neraka!”, tambahnya lagi. Memang, sempat terjadi juga beberapa pertengkaran besar dengan suaminya yang membela ibunya saat sang istri ingin agar sang mertua segera dipindahkan ke panti jompo.

Akhirnya dengan merasa begitu putus asa dan sangat membenci sang ibu mertua, sang menantu pergi menemui seorang sinshe (ahli pengobatan tradisional Cina) bernama Ling yang juga adalah sahabat karibnya. Dia berkeluhkesah kepada sahabatnya itu mengenai berbagai masalah yang dideritanya setelah sang ibu mertua tinggal di rumahnya.
“Sebagai sesama wanita,.....................................

 ... baca selengkapnya di : http://goo.gl/q3JdUF

Perbedaan Jadi Tidak Berarti
Nama saya Arini Destianti. Aku dilahirkan dari seseorang yang berhati malaikat yang sering ku panggil IBU. Terlahir sebagai anak yang tidak normal bukanlah keinginanku. Siapapun itu, pasti tidak ingin bernasib sama sepertiku. Memiliki jari tangan yang tidak sempurna, pernah membuatku merasa minder dan menganggap bahwa Tuhan tidak adil terhadapku.

Meskipun saya memiliki keterbatasan, tetapi aku tetap berusaha hidup normal seperti anak-anak yang lain. Sejak kecil, saya selalu mendapat cemohan dan ejekan dari teman-teman. “Si Alien”, itulah julukan yang aku sandang. Bahkan setiap hari ejekan itu selalu saya dengar. Kadang saya tidak bisa membendung air mata saya mengalir di pipi. Sampai suatu saat suara-suara mereka sudah membuatku kebal.

Meskipun saya tidak sempurna seperti anak-anak lain yang seusiaku, tetapi saya sangat bersyukur masih bisa di terima sekolah seperti anak-anak normal lainnya. Sekarang saya sudah duduk di bangku kelas 3 SMP. Sejak masih duduk di Sekolah Dasar, saya sering pulang sekolah dengan air mata yang membasahi pipiku. Kala ketika saya pulang sambil menangis, ibu selalu menasehati dan menyemangati saya. “Sayang kamu tidak usah bersedih dengan omongan teman-teman kamu, di mata ibu kamu adalah anak yang sempurna, Tuhan tidak pernah membeda-bedakan hambanya, dan ibu sangat bangga terhadapmu, kamu adalah anak spesial yang Tuhan titipkan ke ibu dan ayah, kamu telah membuktikan bahwa kamu itu tidak beda dengan yang lainnya, di sekolah kamu bisa berprestasi dan mengalahkan teman-temanmu yang normal lainnya”. Ibu selalu menangis sambil mengusap kepalaku ketika sedang menasehatiku.

Yah, meskipun terlahir dengan keterbatasan yang kumiliki, tetapi itu sama sekali tidak menghalangiku untuk berprestasi dan mencapai cita-citaku. Tentu saja saya harus belajar dengan tekun dan giat serta tidak lupa untuk berdoa kepada Tuhan.

Hari ini saya memasuki dunia baru. Sekarang saya tidak memakai seragam putih biru lagi, kini telah berubah menjadi putih abu-abu. Yah, katanya waktu SMA tidak dapat terlewatkan begitu saja. Di lingkungan yang baru ini saya harus menyesuaikan diri lagi dengan teman-teman baru. Tidak sedikit sayup-sayup terdengar bisikan tentang aku dari orang-orang sekitar. Berusaha tegar dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan hanya berusaha tampak terlihat ceria di depan semua orang, itulah yang saya lakukan.

Saat pengenalan sekolah dan ektrakulikuler, aku terdiam dan berpikir, ekstrakulikuler mana yang nantinya saya mau ikuti. Apakah orang-orang itu bersedia menerimaku dengan keterbatasan ini?.................

... baca selengkapnya di :http://goo.gl/4PG0mw
 

Share this

Tag : , ,

0 Comment to "JANGAN PERNAH TERLALU BERHARAP! {#1}"

Post a Comment