Seorang anak dan ayahnya sedang berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia terluka dan berteriak : "AAAhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada suara pantulan dari gunung sebelah."AAhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!."
Dengan penuh rasa penasaran, diapun kembali berteriak : "Siapa kamu?" Diapun menerima kembali jawaban yang sama : Siapa kamu?" dan kemudian dia berteriak ke gunung itu: "Saya mengagumimu!" dan suara itupun kembali : "Saya mengagumimu!."
Dengan muka marah pada jawaban itu, dia berteriak : "Penakut" Dia masih menerima jawaban yang sama, "Penakut!."
Dia menatap ayahnya dan bertanya : "Apa yang sedang terjadi?" Ayahnya sembari tersenyum dan berkata : "Sayang, perhatikan." Kembali ayah akan berteriak : "Kamu Juara." Diapun menerima jawaban yang sama : "Kamu Juara."
Anak ini kembali kaget dan tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, kemudian Ayahnya menjelaskan bahwa itulah yang disebut dengan ECHO (Gema suara), tetapi itulah sesungguhnya hidup.
Segalanya akan kembali kepada kita, apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan. Hidup kita secara sederhana adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat.
Jika kamu ingin lebih banyak cinta dalam dunia, maka ciptakanlah Cinta dalam Hatimu.
Jika Kamu ingin lebih berkemampuan dalam timmu, maka tingkatkanlah kemampuanmu.
"Hidup akan memberikan kembali kepadamu, apa yang telah kamu berikan kepadanya. Dalam segala hal."
....
... baca selengkapnya di http://goo.gl/TBvtLkBIOLA
Niccolo
Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan
konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola
dengan diiringi orkestra penuh.
Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai
membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang
sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya
meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main.
Ketika
para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap
bermain,mereka berdiri dan berteriak, "Hebat, hebat."
Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk
duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu
senar. Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat
pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya itu.
Dengan mata berbinar dia berteriak, "Peganini dengan satu senar." Dia
menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari
lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangat terkejut dan kagum
pada kejadian ini.
MAKNA: Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan
semua hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali mencurahkan
terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan
segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah.
Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam hidup
Anda? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi? Jika demikian,
saya ingin menganjurkan jangan melihat ke belakang, majulah terus,
mainkan senar satu-satunya itu. Mungkinkanlah itu dengan indahnya.
" Yang memimpin wanita bukan akalnya ,melainkan hatinya"
PENCURI YANG BIJAKSANA
Dahulu kala ada seorang raja yang kaya raya. Sang Raja begitu yakin
akan keadilan aturan dan keputusan yang dibuatnya. "Aturan adalah Aturan
"katanya kepada penasihat penasihat kerajaan. Ia tak pernah mengijinkan
adanya perkecualian dalam setiap pelaksanaan keputusan yang dibuatnya.
Suatu hari seorang pengawal kerajaan memergoki seorang pengemis yang
sedang mengendap endap bermaksud mencuri roti dari dapur kerajaan.
Sang
raja murka dan memerintahkan supaya pencuri itu dihukum gantung karena
begitulah hukuman bagi seorang pencuri.
"Tapi saya toh sangat miskin dan lapar, sementara Sang Baginda Raja
memiliki segala galanya. Tentunya tidak salah jika sedikit keju dan roti
aku minta. Ya…., saya tidak meminta ijin karena saya sesungguhnya bukan
pencuri. Di sana tak ada seorang pun. Kepada siapa saya harus meminta
ijin ?"kata pencuri itu menjelaskan.
"Maaf….., tidak ada perkecualian Pengawal, Bawa pencuri ini ke tiang
gantungan "perintah raja.
"Ah.., sayang sekali."keluh pencuri itu ketika dalam perjalanan di
hadapan pengawal kerajaan.
"Mulai sekarang sebuah rahasia besar dari
ayahku akan mati bersamaku. Tapi saya senang bahwa saya tidak
membocorkannya di hadapan Sang Baginda Raja."
"Apa katamu ? Rahasia besar apa itu ? Ayo, katakan rahasia itu ."sergah
pengawal ingin tahu.
"Jika Sang Baginda Raja menanam biji buah delima, maka biji delima itu
akan tumbuh dan berbuah hanya dalam semalam.
Kalau tidak
ada saya,
dapatkah itu terjadi ? Itulah rahasia yang telah diajarkan ayahku
kepadaku dan aku harus terus merahasiakannya."katanya dengan pandangan
sayu.
Pengawal kerajaan itu berhenti dan berpikir sejenak, "Mungkin….Sang Baginda Raja ingin mengalaminya sebelum kamu mati. Kita kembali menghadap Sang Baginda Raja."ajaknya. Ia bergegas membawa pencuri itu menghadap Sang Baginda dengan maksud supaya si pencuri menjelaskan rahasia besar yang disimpannya.
Sang Raja pun ternyata ingin tahu. "Tentang rahasia itu kamu harus menunjukkan kepadaku"kata Sang Raja tidak percaya lalu memerintahkan pengawalnya memetik buah delima dari kebun kerajaan.
Bersama dengan Pegawai Kerajaan, Pengawal Kerajaan dan Sang Raja pergilah Si Pencuri malang itu ke kebun kerajaan. Si Pencuri mulai menggali tanah dan membuat kubangan kecil untuk biji buah delima di tangannya. Namun ia tidak segera meletakkan biji apel tersebut ke kubangan kecil yang telah di buatnya. Selanjutnya ia berdiri dan berkata, "Saya bisa membuat sebuah mukjizat, jika orang lain yang meletakkan biji delima ini ke kubangan kecil itu.. Saya sendiri tidak boleh meletakkan biji apel ini ke kubangan kecil itu. Hanya seorang yang belum pernah mencuri atau mengambil sesuatu dari orang lain, apa yang bukan menjadi haknya boleh meletakkan biji delima ini. Karena saya seorang pencuri maka harus salah satu dari kalian yang melakukannya."
Pegawai Kerajaan, Pengawal Kerajaan dan Sang Raja terdiam. Situasi menjadi hening. Yang terdengar hanyalah suara burung berkicau dan lebah yang mendengung.
Si Pencuri menoleh ke Pengawal Kerajaan dan memohon, "Sudikah Tuan meletakkan biji delima ini ?"
Pengawal Kerajaan itu mulai gemetar dan berkata lirih, "Biji delima itu tidak akan tumbuh, jika aku yang meletakkannya. Dulu ketika saya masih muda, saya pernah mencuri pisau dari tetangga saya."Setelah selesai berbicara, Pengawal Kerajaan itu tidak berani menatap langsung mata Si Pencuri dan memalingkan pandangannya.
Lalu Si pencuri itu berpaling ke Pegawai Kerajaan dan berkata, "Sudikah Tuanku melakukannya?"
Pegawai Kerajaan itu tampak pucat lalu menundukkan kepalanya, "Saya juga tidak bisa melakukannya,"katanya lirih, "Saya setiap hari bekerja dengan jumlah uang yang banyak. Dan sampai saat ini saya telah banyak mengambil uang dari kas untuk kepentinganku sendiri."
Kini Tinggal Sang Baginda Raja. Kata si Pencuri itu, "Tuanku Baginda Raja, Tuankulah satu satunya orang yang belum pernah mengambil barang milik orang lain yang bukan menjadi hak, Baginda. Jadi, sudikah Tuanku Raja meletakkan biji buah delima ini ?"
Tiba tiba saja wajah Sang Raja menjadi pucat pasi. Ia terdiam membisu lalu menggoyangkan pundaknya.
"Setiap benda yang gemerlap selalu disukai anak anak kecil, "kata Sang Raja memulai ceritanya, "Anak kecil selalu saja ingin tahu. Saya teringat ketika saya masih kecil. Saya waktu itu di hukum berat karena saya mengambil kalung permata kerajaan milik ayahanda dan menyembunyikannya di kamarku. Saya waktu itu tidak tahu bahwa kalung itu sangat berharga dan bernilai tinggi bagi kerajaan ini. Saya hanya melihat permata itu seperti bintang bintang yang bercahaya dan warna warni pelanginya akan terpancar di dinding, bila cahaya matahari menyinarinya."Setelah Sang Raja mengakhiri ceritanya, suasana menjadi hening kembali.
Lalu Si pencuri memecah keheningan dengan berkata,"Sang Baginda Raja, Tuanku adalah seorang yang berkuasa dan kaya raya. Tak satu pun berkekurangan. Dan sekarang tak satu pun di antara kalian mampu menumbuhkan biji buah delima ini. Oh… malang sekali nasibku. Aku yang baru akan mengambil roti, supaya rasa laparku hilang akan digantung."keluhnya.
"Kamu sungguh bijaksana "sahut Sang Raja tiba tiba sambil menatap Si Pencuri yang kelihatan sangat sedih. "Kamu telah menunjukkan kepada kami bahwa tak seorang pun sempurna. Jika aturan tidak ditegakkan dengan keras seperti saat ini, maka kami tak akan ada di sini bersamamu. Saya membatalkan keputusan hukum gantungmu. Kamu bebas. Dan sebagai tanda terima kasihku atas kebijaksanaan yang telah kamu bagikan kepada kami, saya menghadiahi kamu kalung permata kerajaan milik ayahandaku. Pergilah sekarang Kamu telah membuka mataku. Dan di masa yang akan datang aturan akan disertai belaskasih. Keadilan harus tetap dijalankan."
Sang Raja pun ternyata ingin tahu. "Tentang rahasia itu kamu harus menunjukkan kepadaku"kata Sang Raja tidak percaya lalu memerintahkan pengawalnya memetik buah delima dari kebun kerajaan.
Bersama dengan Pegawai Kerajaan, Pengawal Kerajaan dan Sang Raja pergilah Si Pencuri malang itu ke kebun kerajaan. Si Pencuri mulai menggali tanah dan membuat kubangan kecil untuk biji buah delima di tangannya. Namun ia tidak segera meletakkan biji apel tersebut ke kubangan kecil yang telah di buatnya. Selanjutnya ia berdiri dan berkata, "Saya bisa membuat sebuah mukjizat, jika orang lain yang meletakkan biji delima ini ke kubangan kecil itu.. Saya sendiri tidak boleh meletakkan biji apel ini ke kubangan kecil itu. Hanya seorang yang belum pernah mencuri atau mengambil sesuatu dari orang lain, apa yang bukan menjadi haknya boleh meletakkan biji delima ini. Karena saya seorang pencuri maka harus salah satu dari kalian yang melakukannya."
Pegawai Kerajaan, Pengawal Kerajaan dan Sang Raja terdiam. Situasi menjadi hening. Yang terdengar hanyalah suara burung berkicau dan lebah yang mendengung.
Si Pencuri menoleh ke Pengawal Kerajaan dan memohon, "Sudikah Tuan meletakkan biji delima ini ?"
Pengawal Kerajaan itu mulai gemetar dan berkata lirih, "Biji delima itu tidak akan tumbuh, jika aku yang meletakkannya. Dulu ketika saya masih muda, saya pernah mencuri pisau dari tetangga saya."Setelah selesai berbicara, Pengawal Kerajaan itu tidak berani menatap langsung mata Si Pencuri dan memalingkan pandangannya.
Lalu Si pencuri itu berpaling ke Pegawai Kerajaan dan berkata, "Sudikah Tuanku melakukannya?"
Pegawai Kerajaan itu tampak pucat lalu menundukkan kepalanya, "Saya juga tidak bisa melakukannya,"katanya lirih, "Saya setiap hari bekerja dengan jumlah uang yang banyak. Dan sampai saat ini saya telah banyak mengambil uang dari kas untuk kepentinganku sendiri."
Kini Tinggal Sang Baginda Raja. Kata si Pencuri itu, "Tuanku Baginda Raja, Tuankulah satu satunya orang yang belum pernah mengambil barang milik orang lain yang bukan menjadi hak, Baginda. Jadi, sudikah Tuanku Raja meletakkan biji buah delima ini ?"
Tiba tiba saja wajah Sang Raja menjadi pucat pasi. Ia terdiam membisu lalu menggoyangkan pundaknya.
"Setiap benda yang gemerlap selalu disukai anak anak kecil, "kata Sang Raja memulai ceritanya, "Anak kecil selalu saja ingin tahu. Saya teringat ketika saya masih kecil. Saya waktu itu di hukum berat karena saya mengambil kalung permata kerajaan milik ayahanda dan menyembunyikannya di kamarku. Saya waktu itu tidak tahu bahwa kalung itu sangat berharga dan bernilai tinggi bagi kerajaan ini. Saya hanya melihat permata itu seperti bintang bintang yang bercahaya dan warna warni pelanginya akan terpancar di dinding, bila cahaya matahari menyinarinya."Setelah Sang Raja mengakhiri ceritanya, suasana menjadi hening kembali.
Lalu Si pencuri memecah keheningan dengan berkata,"Sang Baginda Raja, Tuanku adalah seorang yang berkuasa dan kaya raya. Tak satu pun berkekurangan. Dan sekarang tak satu pun di antara kalian mampu menumbuhkan biji buah delima ini. Oh… malang sekali nasibku. Aku yang baru akan mengambil roti, supaya rasa laparku hilang akan digantung."keluhnya.
"Kamu sungguh bijaksana "sahut Sang Raja tiba tiba sambil menatap Si Pencuri yang kelihatan sangat sedih. "Kamu telah menunjukkan kepada kami bahwa tak seorang pun sempurna. Jika aturan tidak ditegakkan dengan keras seperti saat ini, maka kami tak akan ada di sini bersamamu. Saya membatalkan keputusan hukum gantungmu. Kamu bebas. Dan sebagai tanda terima kasihku atas kebijaksanaan yang telah kamu bagikan kepada kami, saya menghadiahi kamu kalung permata kerajaan milik ayahandaku. Pergilah sekarang Kamu telah membuka mataku. Dan di masa yang akan datang aturan akan disertai belaskasih. Keadilan harus tetap dijalankan."
... baca selengkapnya di http://goo.gl/yPi7Ux
ARLOJI YANG HILANG
Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak
disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya
tumpukan serbuk kayu.
Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat
mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin
untuk menemukan kembali arlojinya.
Sambil mengeluh mempersalahkan
keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk
yang tinggi itu.
Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun
sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan.
Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut
dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.
Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari
arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut.
Ia
menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan
kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut.
Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena
sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun
sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan
arloji itu.
"Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?", tanya si tukang kayu.
"Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya
bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana
arloji itu berada", jawab anak itu.
Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit dis....
... lanjut baca selengkapnya di : http://goo.gl/Tcv7FZ
0 Comment to "CERITA GUNUNG [#1]"
Post a Comment